anomali musim bikin harga tembakau di kendal anjlok, petani mengeluh

KENDAL, KOMPAS.com – Petani tembakau di Kabupaten Kendal mengeluhkan anjloknya harga jual tembakau pada masa panen tahun ini. Kasani, petani asal Desa Ngampel, Kendal, mengaku anjloknya harga tembakau disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu. Hal ini membuat kualitas tembakau menurun drastis. Banyak tembakau yang sudah dijemur justru terkena air hujan, sehingga menyebabkan banyak tembakau yang rusak. Warnanya berubah menjadi hitam dan tidak laku di pasaran.

Ia menjelaskan bahwa tembakau yang terkena hujan memiliki kualitas yang menurun. Daunnya, kalau dipegang, tidak begitu lengket. Artinya, kadar nikotinnya berkurang. Kalau kadar nikotinnya tinggi, daun tembakau yang dipegang terasa lengket. “Tembakau yang rusak hanya dihargai sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Sementara itu, tembakau kering yang masih dianggap bagus dihargai Rp 42 ribu hingga Rp 43 ribu per kilogram,” kata Kasani, Rabu (27/08/2025). Ia menambahkan bahwa jika dibandingkan tahun lalu, harganya jauh lebih rendah. Sebab, pada musim panen tembakau tahun lalu, harganya bisa mencapai Rp75 ribu per kilogram. “Saya berharap cuaca stabil panas, sehingga kami tidak mengalami kerugian,” harapnya. Sama dengan Kasani, Kasidi, petani asal Desa Kebonagung, Kecamatan Ngampel, Kendal, mengatakan harga tembakau tahun ini turun sekitar 40 persen dibanding tahun lalu. Menurutnya, selain dipengaruhi faktor cuaca, anjloknya harga juga disebabkan oleh beberapa perusahaan rokok yang hingga kini belum menerima pasokan tembakau dari Kendal.

“Kalau tahun lalu harga bisa sampai Rp 75 ribu per kilogram, sekarang maksimal Rp 43 ribu per kilogram. Jauh sekali turunnya,” ungkap Kasidi.

selengkapnya : berita

Silahkan Berikan Tanggapan Anda